Sederhana


Humble and simple. Itulah kesan pertama yang kami lihat dari sosok yang satu ini. Kepiawaiannya dalam menulis berbagai genre telah menjadikannya cukup dikenal baik di kalangan muda maupun generasi sebelumnya.Karya tulisnya kerap kali mengkritisi situasi sosial maupun politik yang sedang terjadi di negeri ini. Boleh dibilang beliau adalah seorang sastrawan politik. Karya tulisnya berupa novel, cerpen, maupun puisi sangat kental dengan pesan-pesan religi. Sikap humblenya sangat kentara ketika pada suatu hari beliau memintaku untuk mengkritisi tentang sebuah draff novel karyanya.Jika seorang guru meminta kepada muridnya untuk mengkritisi karyanya sendiri rasanya sangat langka. Bukan karya orang lain yang beliau minta dikritisi tetapi karyanya sendiri yang siap dicetak dan dipublikasikan.Ketika beliau ditanya mengapa memintaku untuk mengkritisi tulisannya padahal saya bagaikan seorang murid yang sedang belajar menulis dari karyanya baik offline maupun digital,sambil terbahak beliau menjawab bahwa siapapun berhak untuk mengkritisi tulisannya tersebut tak terbatas siapa dia atau apapun latar belakangnya. Beliau lalu menunjukkan beberapa nama yang telah dimintanya untuk mengkritisi tulisannya. Ternyata benar, yang mengkritisi bukan hanya berlatarbelakang sebagai penulis tetapi juga dari beberapa profesi yang berbeda.

Lebih dari seperempat abad beliau menaklukan ibukota dengan karya-karyanya yang menularkan inspirasi dan membangkitkan spirit religi bagi para pembacanya. Kesehariannya yang nampak “biasa”, menambah nilai plus di tengah kehidupan yang semakin hedonis. Ketika ditanya tentang arti sederhana yang sesungguhnya, beliau menjawab dengan bijak,”merasa dicukupkan oleh Allah Subhanahu wata'ala.” Demikian pula tentang kendaraan yang tak beliau miliki,dengan bijak pula beliau menjawab, “jika mau Insya Allah disanggupkan oleh Al-Khaliq.” Yayasan yang dikelola oleh keluarganya di perbatasan Serambi Mekah sana, telah menjadi bagian dari perjuangannya dalam menyantuni kaum dhuafa. Seringkali beliau berkunjung ke berbagai daerah di penjuru tanah air untuk meliput denyut kehidupan di setiap provinsi. Semua itu memberinya banyak pengalaman berharga.Hal tersebut dituangkannya dalam bentuk buku, esai, artikel,opini, puisi, novel dan cerpen yang berlatar daerah tertentu.

Seperti puisi berikut yang beliau tulis saat kunjungannya ke Kota Tasikmalaya dan sempat singgah di mesjid kebanggaan masyarakat Kota Tasikmalaya.

Searah Harap Rindu Kita Bermanfaat

Senja ini di Kota Tasikmalaya
Seakan ada ruang hampa di antara riwayat yang menyayat
Tebaran pesona telah lama menghilang
Tinggal satu kenyataan di tonggak masa
Dalam tebaran panorama membiru
Seperti kekasih membuncah ke angkasa


Di atas sebuah harapan pada ujung senja
Tampak jua ukiran rindumu yang ungu
Hingga ufuk barat bergumam parau
Kabarkan gejala senyum termanis
Hem
Kunanti teriring damai di hati
Di atas kesabaran berseri-seri
Oh lebih terasa kan lagi kini
Paparan rindumu berhenti semedi
Mungkin telah terpudarkan ragumu
Hingga penantian panjang mendekat


Senja ini terasa kan hatimu merekat
Laksana kain bersulamkan rindu terhadap
Atas Suaka tulus ruh jiwa bermunajat
Damai pun mengiring lafaz iqamah
Ajak husnul khotimah rapati hayat
Searah arah rindu kita pun bermanfaat
Jauhi maksiat sejahterakan dunia akhirat
                                                           Tasikmalaya,30052015

Kini usianya memang tak lagi muda tetapi menulis adalah panggilan jiwanya. Karyanya senantiasa memberi inspirasi bagi semua kalangan. Lama tak berkabar,sampai suatu hari tampak beliau berada di antara mahasiswanya yang siap mengikuti prosesi wisuda. "Mohon doanya hari ini anak-anak siap untuk diwisuda," ujarnya. Lalu…siapakah beliau? 
Barakallahu fiikum !












Komentar

POSTINGAN POPULER

OLEH-OLEH DARI NEGERI PANDA

MENGABADIKAN YANG FANA

SELAMAT PAGI ISTANBUL

HARI BUKU NASIONAL

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

JEJAK HISTORIS PANJALU

PESAN DINI HARI

PANDEMI COVID-19

SERENTAK BERGERAK,WUJUDKAN MERDEKA BELAJAR

NEGERI HARAPAN ITU INDONESIAKU